Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
content bg

Hukum Berwudhu Di WC

Dalam pembahasan kali ini adalah wudhu, namun, belum ada basis atau dasar mengenai terlarangnya berwudhu di dalam kamar mandi yang memiliki WC.

 Yang menjadi sebuah permasalah terkait adalah membaca basmalah sebelum berwudhunya itu di WC. Karena kita semua tahu dalam memulai segala hal bahkan hal yang penting harus di awali dengan basmalah.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullahi Sallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan “Segala urusan penting yang tidak dimulai dengan basmalah, maka ia terputus.” (HR Abu Daud).

 Rasulullah saw. juga bersabda, “Tidak ada wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah di dalamnya.” (HR Abu Daud).

Dari kedua hadits di atas telah di tarik sebuah kesimpulan bahwa dalam berwudhu pun wajib dalam membaca basmalah, dalam ini juga beberapa ulama berpendapat bahwa membaca basmalah adalah sunnah
Adapun dalam riwayat lain menyampaikan bahwa, dulunya Rasulullah memiliki sebuah cincin (ring of Islam) yang bertuliskan lafaz nama Allah, Muhammad, Rasul, setiap Rasulullah ingin masuk ke kamar mandi, beliau akan melepas cincin tersebut, berarti hal demikian menjelaskan bahwa membaca basmalah di dalam WC itu sudah terlarang.

Jadi basmalah boleh tidak di baca di dalam WC, apalagi jika WC yang di tempati untuk berwudhu itu penuh dengan kotoran. Namun, bagi yang biasanya ingin meniatkan untuk membaca basmalah, maka baca saja dalam qalbu (hati), Basmalah juga bisa di baca dengan tartil namun tak terlalu keras sebelum memasuki kamar mandi, bisa juga di dalam kamar mandi yang ada WC dengan ketentuan bahwa WC tersebut dalam keadaan bersih.
Kemudian, doa sesudah wudhu lagi di baca setelah kita keluar dari kamar mandi, tidak usah membacanya di dalam. Dan inti dari pembahasan kali ini adalah, hukum membaca basmalah dalam kamar mandi yang ada WC-nya adalah mubah atau boleh, tetapi harus dengan persyaratan di atas yang harus di penuhi terlebih dahulu

Enam Wanita Yang Tidak Bisa Mencium Bau Surga

1.) Wanita yg menyemir rambutnya, khususnya dgn warna hitam “Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dgn warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga.” (HR. Abu Daud; shahih)

2.) Wanita yg minta cerai tanpa suatu alasan
“Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga haram baginya.” ( Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad; shahih)


3.) Wanita yg mengaku keturunan orang lain
“Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh tahun, atau tujuh puluh tahun perjalanan.” (. Ahmad; shahih)


4.) Wanita yg sombong
“Tidak masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya ada kesombongan, meskipun seberat biji sawi” ( Muslim)


5.) Wanita yg menuntut ilmu akhirat untuk tujuan duniawi
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad; shahih)


6.) Wanita yg berpakaian tapi telanjang
“Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” ( Muslim).


Astaghfirullah, ampunilah kami ya Rabb. Silahkan bagikan pesan Rasulullah ini, agar semakin banyak keluarga kita terselamatkan. semoga yg membagikan termasuk ahli syurga. aamiin.

TIPS AGAR DOA KITA SELALU DIKABULKAN ALLAH.

TIPS AGAR DOA KITA SELALU DIKABULKAN ALLAH.
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Setiap manusia pasti membutuhkan pertolongan. Bagi seorang muslim, pertolongan yang terbaik hanyalah datang dari sang Pencipta, Allah SWT.
Pertolongan itu akan datang jika kita meminta kepada-Nya. Inilah yang disebut berdoa.
Namun, seringkali cara kita salah ketika melakukannya sehingga doa kita tidak diijabah oleh-Nya.
Berikut beberapa tips yang insya Allah berguna bagi kita dalam berdoa yang diangkat dari Al-Qur’an dan Hadits.

Sebelum berdoa, siapkan diri kita dalam hal-hal berikut:
1. Hadapkan hati kita langsung kepada Allah SWT. Jangan lewat siapapun atau sesuatupun. Waspadai sikap syirik, dosa yang paling besar.
2. Siapkan hati untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa. Camkan bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan-Nya.
Rasulullah s.a.w pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah amat menyukai orang yang bersungguh-sungguh ketika ia berdoa”.
3. Hadirkan hati kita kepada Allah SWT dengan penuh kekhusyukan.
4. Yakinkan selalu harta, makanan, minuman dan pakaian kita didapatkan dengan cara yang halal.
5. Luruskan niat berdoa. Jangan berdoa untuk melakukan dosa, khianat atau memutuskan silaturahim.
6.Berpikirkan positif. Yakinlah bahwa Allah SWT akan mendengar doa kita dan akan mengabulkannya.
7. Jika memungkinkan, usahakan mengambil air wudhu terlebih dahulu.
Cara berdoa yang -insya Allah- baik adalah sebagai berikut. Ini adalah urutan langkah paling minimal dalam berdoa:
1. Mulailah dengan basmalah.
2. Memujilah kepada Allah SWT. minimal sekali ucapkan “Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin”.
3. Bersholawatlah untuk Rasulullah SAW.
Dari Annas bin Malik: “Tidaklah seseorang berdoa, kecuali antara dia dan langit ada hijab, sampai dia bershalawat kepada nabi”.
4. Sebutlah salah satu atau beberapa nama Allah SWT (asmaul husna) dengan santun dan penuh kerendahan hati.
“Dan Allah memiliki asmaul husna, maka berdoalah dengan menyebut asmaa-ul husna itu “(QS Al Araf : 180)
5. Lanjutkan asmaul husna tadi dengan isi permintaan kita.
Akan lebih baik jika arti asmaul husna-Nya sesuai dengan isi permintaan kita. Pada langkah ini, sebaiknya juga menggunakan doa yang ada dalam Al-Qur’an atau dicontohkan Rasulullah SAW, namun jika kita tidak hafal, bisa dengan bahasa sendiri.
Contoh doa yang ada dalam Al-Quran: Rabbij’alnii muqiima shalaati wamin dzurriyaatii (QS Ibrahim). artinya: Ya Allah jadikanlah saya dan keturunan saya sebagai orang yang dapat menegakkan shalat.
Contoh doa yang dicontohkan Rasulullah SAW: Allahummakfinii bihalaallika an haraamika wa aghninii bi fadhlika ‘amman siwaak (HR Tirmidzi). artinya : Ya Allah berilah saya rizki yang halal, bukan yang haram. Dan kekayaan (rizki yang melimpah) yang Engkau ridhai, bukan yang engkau murkai.
6. Tutup doa dengan sholawat kembali untuk Rasulullah SAW, memuji Allah SWT sekali lagi, lalu ucapkan Aamiin.
Berdasarkan urutan di atas, berikut adalah contoh urutan doa paling minimal:
“Bismillahirrahmaanirrahiim” (dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Penyayang)
“Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin” (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)
“Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad” (ya Allah, berilah
keselamatan pada Rasulullah Muhammad SAW)
“Ya Allah ya Rozak (ya Allah ya Maha Pemberi Rezeki) Hari ini hamba akan berdagang, mohon berilah hamba rizki yang halal dan melimpah“
“Washollallahi ala sayyidina Muhammad, walhamdulillahi robbil ‘aalamiin, Amiin.” (dan limpahkan keselamatan dari sisiMu pada Rasulullah Muhammad SAW, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, perkenankanlah doa hamba)
Ada yang berpendapat bahwa ketika doa kita benar dan insya Allah makbul, kita akan merasakan minimal salah satu hal ini. Wallahu a'lam : ...
- Ingin menangis atau bahkan menangis ketika berdoa.
- Dada terasa bergetar dengan rasa hangat.
- Terasa ada sesuatu yang menyejukkan dalam hati kita.
Ada beberapa jenis doa yang sangat makbul, yaitu: ...
1. Doa orang yang sedang dalam kondisi terdesak.
2. Doa orang yang teraniaya atau terzalimi.
3. Doa anak yang sholeh dan berbuat baik pada ibu bapaknya.
4. Doa seorang muslim yang tidak (jarang sekali) berbuat zalim dan tidak pernah memutuskan silaturahim.
Semoga kita semua bisa berdoa dengan baik dan selalu dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin ya Rabb
SUBHANALLAH
"Semoga ALLAH bimbing kita agar senantiasa menjadi hamba-Nya yang tidak meremehkan waktu shalat, dan waktu2 yang sudah ALLAH berikan untuk kita. aamiin"
Sampaikan dakwah ini kepada sahabat, dan teman-teman facebook anda. Semoga pahala ini terus tersebar hingga membukakan pintu hati setiap orang yang membacanya
Wallahu a'lam bish-shawab ..
.. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ..

Azab Karena Melantarkan Saudari Sendiri

Seorang Ulama bernama IBNU Hajar al-‘Asqani pernah bercerta bahwa ada seorang pria yang kaya raya, dan berniat untuk melaksanakan ibadah haji. Namun, sewaktu belum berangkat, Ia memiliki harta kurang lebih 1000 dinar, dan ia memberikan harta tersebut untuk sementara di amanahkan kepada seseorang yang di sebut sebagai orang yang saleh dan menjunjung tinggi amanah itu.

Setelah Ia selesai melaksanakan ibadah haji, kemudian ia mendapat berita duka, bahwa orang yang ia titipi harta tersebut telah meninggal dunia. Dengan demikian, ia kemudian menemui pihak kedua atau ahli waris yang memegang harta tersebut. Namun, tidak ada di antara mereka yang mengetahui tentang harta titipan tersebut, karena hal ini, orang kaya tersebut kebingungan, kemudian ia menemui seorang alim ulama dari mekkah, dan menceritakan hal ini serta meminta saran dari ulama tersebut.
alhasil, ulama tersebut memberikan sebuah arahan bahwa orang kaya tersebut harus mendatangi sumur zam zam nanti malam, jika semua penduduk mekkah telah terlelap. Nah, setelah sampai di sumur itu, sang ulama menjelaskan bahwa pandanglah sumur itu ke bawah, dan sebut seolah-olah memanggil nama dari penerima harta yang di amanahkan oleh orang kaya tersebut, dan orang meninggal tersebut akan menjawab panggilan itu.
Tetapi, setelah melakukan hal yang di anjurkan oleh Ulama tersebut, sang orang kaya tidak mendapat jawaban dari si fulan yang ia titipi harta tersebut. Ia kemudian kembali dan menceritakan bahwa tidak ada jawaban sama sekali
Sontak saja, sang ulama terkejut dan merisaukan bahwa orang yang menerima harta yang di amanahkan si orang kaya adalah penghuni neraka. Jadi Ulama itu menyarankan untuk pergi ke Yaman, di sana ada sumur yang bernama Barhut. Barhut itulah adalah mulut neraka, dan datanglah pada waktu semua orang telah terlelap.
Benar, setelah ia pergi ke yaman dan memanggi si fulan di sumur barhut, ia mendapat jawaban, dan menanyakan hartanya
Si fulan berkata bahwa harta itu di kubur di rumah tetangganya.
Selain itu, si orang kaya penasaran terhadap si fulan ini, Ia heran bahwa sewaktu namanya di panggil di sumur zam zam, Si fulan tidak menyahut, namun setelah di sumur barhut, Ia menjawab panggilan, kata sang Ulama bahwa ini bukan pertanda yang bagus, Si orang kaya bertanya mengapa demikian? padahal Anda orang saleh.
Dan si fulan membenarkan perihal itu, Ia mendapatkan azab, kecuali saat menjawab panggilan si orang kaya, kembali si orang kaya bertanya mengapa demikian?
Si fulan menjawab "Sewaktu di dunia, Aku selalu beribadah dan taat kepada Allah, namun 1 kesalahanku, aku memiliki saudari yang miskin dan aku telantarkan, karena takutnya aku akan mendapat padangan buruk dari orang lain, sehingga aku membiarkannya."

Baik Jeleknya Sakaratul Maut

Semua manusia akan merasakan yang namanya kematian, dan prosesnya di sebut sakaratul maut. Hal ini bisa di katakan sebagai perkara yang begitu mengerikan, jadi apa alasannya? Dari basis atau dasar AL-Qur'an dan Hadits Rasulullah, rasa sakit sakaratul maut, di ibaratkan dengan pedang yang menusuk tubuh kita.
Tiap-tiap kehidupan manusia, semuanya berbeda dan tidak ada yang sama, dalam perjalanan hidup, ada yang berjalan mulus hingga akhir, ada juga yang buruk. Jadi kematian seseorang tergantung dari amalan atau ibadah yang telah di kerjakan di dunia, kemudian kembali kepada Allah sesuai keadaan atas kehendak Allah.
“Yang menjadikan mati dan hidup, untuk menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih bak amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun,” (QS. al-Mulk: 2).

Adapula di dalam Al-Qur'an menjelaskan "Kullunnafsin Dzaaikatul Maut" , semua yang memiliki jiwa akan merasakan yang namanya kematian.
Banyak cerita, kisah, riwayat mengenai hidup seseorang yang pernah kita dengar, ada yang baik dan adapula yang buruk, Allahpun memerintahkan kepada kita untuk mengambil pelajaran di hal tersebut agar kita senantiasa meningkatkan keimanan kita kepada-Nya.
Dan dari hal itu setelah kita mengambil pelajaran, kita bisa mengukur seberapa bagus amalan yang telah kita lakukan, dan mengukur barometer kematian yang InshaaAllah yang kita impikan, dengan itu pelajaran yang di ambil dari semua riwayat tersebut, membuat diri kita akan berinstropeksi.
Dan dari hal ini juga kita bisa mengambil kesimpulan, meninggal sebagai seorang yang salih itu adalah nikmat, daripada meninggal dalam keaadaan buruk, sangat rusak, dan susah,

Hukum Berdo'a Saat Shalat Dengan Bahasa Selain Arab

Seringkali ada yang mengajukan pertanyaan, “Bolehkah berdo’a dengan bahasa non Arab ketika shalat?” Semoga penjelasan berikut bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Berdo’a dengan Bahasa Non Arab

Syaikh Sholih Al Munajid hafizhohullah dalam situs beliau Al Islam Sual wa Jawab memberikan penjelasan,

“Jika orang yang shalat mampu berdoa dengan bahasa Arab, maka ia tidak boleh berdo’a dengan bahasa selainnya. Namun jika orang yang shalat tersebut tidak mampu berdo’a dengan bahasa Arab, maka tidak mengapa ia berdo’a dengan bahasa yang ia pahami sambil ia terus mempelajari bahasa Arab (agar semakin baik ibadahnya, -pen).

Adapun do’a di luar shalat, maka tidak mengapa menggunakan bahasa non Arab. Seperti ini sama sekali tidak ada masalah lebih-lebih lagi jika hatinya semakin hadir (semakin memahami) do’a yang ia panjatkan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan,

وَالدُّعَاءُ يَجُوزُ بِالْعَرَبِيَّةِ وَبِغَيْرِ الْعَرَبِيَّةِ وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ يَعْلَمُ قَصْدَ الدَّاعِي وَمُرَادَهُ وَإِنْ لَمْ يُقَوِّمْ لِسَانَهُ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ ضَجِيجَ الْأَصْوَاتِ بِاخْتِلَافِ اللُّغَاتِ عَلَى تَنَوُّعِ الْحَاجَاتِ .

“Berdo’a boleh dengan bahasa Arab dan bahasa non Arab. Allah subhanahu wa ta’ala tentu saja mengetahui setiap maksud hamba walaupun lisannya pun tidak bisa menyuarakan. Allah Maha Mengetahui setiap do’a dalam berbagai bahasa pun itu dan Dia pun Maha Mengetahui setiap kebutuhan yang dipanjatkan”.

Do’a Al Qur’an dan As Sunnah, Do’a Terbaik

Do’a terbaik tentu saja do’a yang disebutkan dalam Al Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika memanjatkan do’a semacam ini, kita akan mendapatkan kebaikan yang amat banyak, tidak sebatas pada yang kita minta saja. Begitu pula kita nantinya tidak salah meminta karena tidak sedikit yang salah meminta dalam do’anya. Do’a dari Al Qur’an dan Hadits pun tidak membuat kita salah dalam mengucap sehingga salah makna.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan,

وَيَنْبَغِي لِلْخَلْقِ أَنْ يَدْعُوا بِالْأَدْعِيَةِ الشَّرْعِيَّةِ الَّتِي جَاءَ بِهَا الْكِتَابُ وَالسُّنَّةُ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا رَيْبَ فِي فَضْلِهِ وَحُسْنِهِ وَأَنَّهُ الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيمُ صِرَاطُ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا .

“Sudah sepatutnya setiap hamba berdo’a dengan do’a yang syar’i yang disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Karena do’a yang berasal dari keduanya tidak diragukan lagi keutamaannya dan kebaikannya. Do’a yang ada pada keduanya termasuk doa’ para Nabi, para shidiqin, para syuhada’, orang-orang sholih yang menjadi teman terbaik yang tentu berada di jalan yang lurus. ”

Praktekkan Do’a Sederhana Namun Maknanya Luar Biasa

Begitu banyak do’a dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang mengandung makna yang luar biasa sebagaimana do’a sapu jagad berikut.

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqinaa ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari adzab Neraka] (QS. Al Baqarah: 201)

Coba perhatikan dengan seksama bagaimana penjelasan Ibnu Katsir mengenai do’a tersebut. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

“Do’a ini sungguh telah mencakup permintaan seluruh kebaikan di dunia dan terhindar dari setiap kejelekan. Permintaan kebaikan di dunia yang dimaksudkan dalam do’a ini mencakup nikmat sehat, rumah yang lapang, istri yang penuh dengan kebaikan, rizki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal sholih, kendaraan yang menyenangkan, pujian yang baik serta kebaikan-kebaikan lainnya dengan berbagai ungkapan dari pakar tafsir yang tidak saling bertentangan satu dan lainnya. Semua yang disebutkan ini tercakup dalam kebaikan dunia.

Adapun kebaikan di akhirat yang diminta dalam do’a ini tentu saja lebih tinggi dari kebaikan di dunia yaitu dimasukkannya ke dalam surga, dibebaskan dari rasa khawatir (takut) dari berbagai kesulitan dan diberi kemudahan dalam hisab (perhitungan amalan) di akhirat serta berbagai kebaikan di akhirat.

Adapun permintaan diselamatkan dari siksa neraka mengandung permintaan agar kita dibebaskan dari berbagai sebab dunia yang menjerumuskan ke dalam neraka yaitu dengan dijauhkan dari berbagai perbuatan yang haram dan dosa, dan diberi petunjuk untuk meninggalkan hal-hal syubhat (yang masih samar/abu-abu) dan hal-hal yang haram.

Inilah penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan surat Al Baqarah ayat 201.

Begitu luar biasa dan ampuhnya do’a sapu jagad ini, begitu ringkas, namun makna yang dikandung begitu dalam. Itulah do’a yang seharusnya bisa kita rutinkan.

Terakhir

Sudah sepatutnya do’a yang dipanjatkan dipahami maknanya. Karena hati yang memahami isi do’a tentu saja do’anya akan lebih didengar dan dikabulkan daripada hati yang lalai. Oleh karena itu, setiap do’a yang dipanjatkan hendaknya dipahami artinya sehingga bisa lebih diresapi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Semoga yang singkat ini bermanfaat.


Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Tingkatkanlah Keimananmu Dengan Menjaga Shalat

Demi Allah, masalah kita tidak akan selesai, kekhawatiran kita tidak akan usai, dan situasi kita tidak akan berubah, kecuali kita menjaga ibadah kita. Demi Allah seseorang tidak akan di jalan yang benar kecuali dia menjaga shalatnya. Rasulullah s.a.w bersabda “Lakukan amal kebaikan sebanyak yang kalian bisa karena amal yang paling baik adalah shalat.”

Demi Allah tidak ada puasa, berhaji, sedekah, atau amal baik apapun yang akan bermanfaat bagimu kecuali shalatmu benar. Hal pertama yang akan ditanyakan pada seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya benar dan baik, Allah akan lanjut melihat buku catatan amalnya. Tapi jika tidak benar, Allah berfirman:  
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Qs. Al-Furqaan[25]: 23)

Allah s.w.t mewahyukan ayatnya kepada Rasulullah s.a.w:

"Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka kelak mereka akan tersesat." (Qs. Maryam [19]: 59)

Rasulullah s.a.w sambil menangis berkata “Ya Jibril, akankah pengikutku melalaikan shalat mereka?” Jibril berkata “Ya, wahai Rasulullah. Di akhir zaman, banyak dari umatmu yang akan melalaikan shalat sampai waktunya telah habis dan mengikuti hawa nafsu mereka.” Dengan demikian shalat pun dilalaikan dan hal-hal yang diharamkan pun dilakukan.

Tentang Surga Dan Neraka

Surga dan neraka adalah salah satu tema sentral yang dibahas dalam kajian-kajian agama. Mengapa? Ya tentu saja, sebab kehidupan di dunia membawa konsekuensi di akhirat. Konsekuensinya adalah surga dan neraka. Percaya atau tidak, kenyataannya tidak semua orang percaya akan adanya kehidupan di akhirat. Mereka yang percaya pun tidak semuanya memiliki keyakinan yang sama perihal kondisi kehidupan akhirat.

Masyarakat Yunani kuno, misalnya, memiliki kepercayaan yang unik tentang hidup setelah mati. Dalam pandangan mereka, manusia yang sudah mati akan hidup di ‘underworld’; semacam dunia di kedalaman bumi. Di sana, yang ada hanya keabadian. Ruh manusia hilir-mudik tak tentu arah, dan tentu saja, menderita. Dalam mitologi The Odyssey, tokoh utamanya sempat bertemu dengan Achilles, pahlawan dari Perang Troya. Saat itu, Achilles telah lama mati. Hidup sebagai pahlawan, tapi di akhirat ruhnya cuma hilir-mudik saja. “I would rather be a paid servant in a poor man’s house and be above ground than king of kings among the dead --- Aku lebih baik menjadi pembantu bayaran di rumah orang miskin dan berada di atas tanah daripada menjadi rajanya para raja di antara orang-orang mati.” (Achilles). Ternyata, kejayaan di dunia tidak ada gunanya di kehidupan akhirat. Itulah konsep akhirat versi Yunani kuno. Oleh karena itu, meski memiliki keyakinan agama, tapi pemikiran orang-orang Yunani terfokus pada kehidupan dunia. Sebab, kehidupan akhirat tak dapat mereka harapkan. Bisa dikatakan, dunia inilah satu-satunya harapan mereka.

Tentu tidak demikian halnya dengan keyakinan umat Muslim. Kita meyakini adanya surga dan neraka. Timbul pula sebuah pertanyaan: mengapa harus ada surga dan neraka? Bukankah Allah s.w.t itu Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim? Salah satu hikmah dari keberadaan akhirat adalah munculnya kesadaran akan konsekuensi perbuatan. Jika akhirat diyakini tidak ada, demikian pula surga dan neraka tak ada, maka tak ada konsekuensi dari perbuatan di dunia. Akibatnya, agama jadi permainan saja. Orang yang mengaku beragama tapi tak percaya akhirat cuma bermain-main.

Dalam sejarah Yunani kuno, pernah ada sebuah negara-pulau kecil yang menolak tunduk pada perintah polis Athena yang adidaya. Dalam perundingan, juru bicara Athena hanya mengatakan bahwa yang kuat pasti menang, yang lemah menderita sebagaimana mestinya. Ketika yang lemah mengatakan bahwa mereka akan berdoa agar dewa-dewi mengambil tindakan, apa jawaban polis Athena? Ternyata, delegasi polis Athena tidak peduli. Sebab, dewa-dewi yang mereka mintakan tolong itu juga dewa-dewi yang sama yang mereka sembah. Menurut mereka, karena Athena lebih kaya, lebih banyak persembahannya, maka dewa-dewi pasti akan mendukung Athena. Itulah Yunani kuno dengan pemikiran absurdnya tentang Tuhan, kebenaran dan juga surga dan neraka. Mereka percaya akhirat, namun tidak menganggapnya penting sebab konsep surga dan nerakanya tidak jelas.

Sebaliknya, umat Muslim memiliki keyakinan yang jelas tentang surga dan neraka. Al-Qur’an dan Hadits Nabi s.a.w banyak membahasnya. Kita menahan diri dari perbuatan-perbuatan buruk karena ingat pada surga dan neraka. Manusia pasti ingin masuk surga, dan tidak ingin masuk neraka. Itu fitrah manusia. Tanpa surga dan neraka, manusia tidak akan memperhatikan perbuatannya. Mereka akan bertindak semaunya, meski mengaku beriman. Ada juga yang bilang, “Saya berbuat karena cinta pada Tuhan, bukan karena ingin surga, bukan pula karena takut neraka.” Kalimat semacam ini seolah ringan sekali diucapkan, padahal banyak ‘jebakannya’.

Pertama, adalah dusta kalau manusia mengatakan dirinya tak ingin surga. Kedua, dusta pula jika ada manusia yang tidak takut neraka. Jika ada manusia tak ingin surga, kemungkinan besar karena ia tak tahu apa itu surga. Demikian juga manusia yang tak takut neraka, kemungkinan besar karena ia tak tahu apa itu neraka. Bagaimana mungkin ada Muslim yang tak kenal surga dan neraka? Wah, mungkin karena dia jarang baca Al-Qur’an dan Hadits. Karena itu, orang yang bilang tak ingin surga dan tak takut neraka akan sangat tidak masuk akal jika mengaku cinta Tuhan.

Bagaimana mungkin mencintai Tuhan jika tak pernah membaca Kitab Suci-Nya? Jika rajin membaca Kitab Suci-Nya, pasti akan mengenal surga dan neraka. Ini konsekuensinya. Oleh karena itu, iman kepada Allah sering ‘dipaketkan’ dengan iman kepada kehidupan di akhirat. “Man kaana yu’minuuna billaahi wal yaumil aakhir, falyaqul khayran aw liyashmut,” itulah haditsnya. Tidak mungkin memisahkan keimanan pada Allah s.w.t dengan keimanan pada akhirat. Surga dan neraka termasuk dalam ‘paket’ akhirat itu. Iman kepada Allah s.w.t tidak hanya mengimani keberadaan-Nya, namun juga mengimani kekuasaan dan kehendak-Nya. Tidak mungkin mengaku beriman pada Allah s.w.t jika tidak mengimani otoritas-Nya di akhirat kelak. Tidak logis mengaku beriman pada Allah s.w.t tapi tidak ridha pada kehendak-Nya di dunia dan di akhirat.

Berbuat karena motivasi cinta kepada Allah s.w.t itu sangat baik, namun tidak menafikan pemahaman tentang surga dan neraka. Allah s.w.t menciptakan surga untuk membalas kebaikan hamba-hamba-Nya. Allah s.w.t menciptakan neraka untuk membalas keingkaran jin dan manusia. Pahala dihitung berlipat ganda, sedangkan dosa hanya sesuai kesalahannya. Bukankah Allah s.w.t Maha Pengasih? Dosa yang tidak mungkin diampuni hanya dosa syirik, yaitu menyekutukan Allah. Bukankah sangat wajar? Sangatlah wajar jika orang yang mengingkari dan menyekutukan Allah disiksa di neraka. Setelah menikmati rahmat-Nya sekian lama di dunia, lantas masih ingkar juga? Bukankah wajar jika tempatnya di neraka?

Setelah meyakini surga dan neraka, tentu kita berusaha keras menjaga diri. Kita tidak mungkin meyakini diri akan masuk surga atau terhindar dari neraka. Itulah misterinya. Mengapa ada misteri? Tentu supaya kita tidak lepas-lepasnya menjaga diri.


Hidayah adalah rahasia Allah. Ada yang dibesarkan oleh keluarga kyai, begitu lihat dollar langsung menggadaikan aqidahnya. Ada juga yang terbenam dalam kejahilan, namun menjelang akhir hayatnya merengkuh khusnul khatimah.

Pengertian Ghibah

Ghibah itu Apa?
Apa itu ghibah?
Ghibah itu termasuk dosa besar. Namun perlu dipahami artinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka
untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika
tidak sesuai, berarti engkau telah
memfitnahnya.” (HR. Muslim no.2589).
Ghibah kata Imam Nawawi adalah
menyebutkan kejelekan orang lain di saat ia tidak ada saat pembicaraan. (Syarh Shahih
Muslim, 16: 129).
Dalam Al Adzkar (hal. 597), Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah
sesuatu yang amat jelek, namun tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan
sesuatu yang ada pada orang lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk diperdengarkan pada orang lain.
Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan, agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu,
budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah cemberutnya,
kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara ghibah bisa jadi melakui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain
isyarat dengan mata, tangan, kepala atau semisal itu.”
Bahkan dikatakan dalam Majma’ Al Anhar (2:552), segala sesuatu yang ada maksud untuk
mengghibah termasuk dalam ghibah dan hukumnya haram.
Hukum ghibah itu diharamkan berdasarkan kata sepakat ulama. Ghibah termasuk dosa besar. Sebagian ulama membolehkan ghibah pada non muslim seperti Yahudi dan Nashrani sebagaimana diisyaratkan dalam
Subulus Salam (4: 333), sebagiannya lagi tetap melarang ghibah pada kafir dzimmi.

Orang Islam Wajib Mengetahui Keutamaan Dzikir Dan Golongan Yang Dinaungi Allah SWT

Salah satu penyempurna hati adalah Dzikrullah, atau berzikir kepada Allah, Maka berzikirlah, isilah hati kita sebagai seorang Muslim untuk berzikir, jangan biarkan di isi oleh sesuatu yang lain yang berdampak tidak bagus.
Dalam riwayat yang panjang telah di jelaskan oleh nabi sebagai berikut.
“Ada 7 golongan yang akan memperoleh perlindungan Allah di hari penghakiman salah satunya berdzikir yaitu di point ke 7. antara lain :
1. Leader Of Justice ( Pemimpin Yang Adil Bagi Rakyatnya
2. Pemuda Yang Istiqomah Beriadah Kepada Allah, Walupun godaan dan Nafsunya bergejolak dan menggerogoti dirinya.
3. Laki-laki yang selalu mengikatkan dirinya dengan beribadah jamaah di mesjid.
4. Laki-laki dan perempuan yang bertemu, berpisah, dan mencintai satu sama lain hanya karena Allah.
5. Laki-laki yang menjauhkan dirinya dari perzinahan, sekalipun wanita yang mengajaknya sehingga Ia berkata seraya takut kepada Allah " Innii Akhafullah" yang berarti Sesungguhnya Aku Takut Kepada Allah.
6. Orang Yang bersedekah menggunakan tangan kanan dan menyembunyikan tangan kirinya ( bersedekah hingga tangan kirinya tidak tau apa yang di lakukan oleh tangan kanan ).
7. Orang orang yang berada dalam keadaan sendirian, dan mengingat Allah da segala dosanya, sehingga air matanya tak luput mengalirkan air mata dan mengharapkan pengampunan Rabbnya
Hadits ini mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya:
  1. Meyakini bahwa Hari Kiamat Itu Nyata.
  2. Yakin bahwa, adanya, Ganjaran kebaikan
  3. Luar Biasanya kejadian Hari Kiamat
  4. Sangat hina, rendah dan lemahnya Manusia di Hadapan Allah
  5. Meyakini bahwa Allah Senantiasa bersama dan mencintai Hamba yang beriman dan taat.
  6. Kata naungan dari kategori di atas berarti Arasyi-Nya Allah, yang menaungi manusia atas izin-NYa.
  7. Melakukan Perinta Allah, dan menjauhi larangan-Nya.
  8. Besarnya tanggung jawab yang di pikul oleh seorang Ulil Amr.
  9. Pemuda yang selalu berpegang teguh dengan agamanya Allah.
  10. Besar dan sulitnya cobaan bagi pemuda yang istiqomah, maka peran orang tua dalam hal ini harus ikut untuk menjaga anak remaja dari kerusakan.
  11. Istiqomah berjamaah di mesjid.
  12. Al Wala' Wal Bara'.
  13. Berbuat baik (lillahi ta'ala).
  14. Godaan dari kaum Hawa sangat besar.
  15. Masuk Syurga-Nya Allah, di penuhi rintangan, Masuk Neraka di penuhi Kemudahan yang tidak baik (buruk, maksiat).
  16. Menjauhkan diri dari perbuatan keji (zina).
  17. Meningkatkan keimanan dengan senantiasa takut kepada Allah.
  18. Melakukan Sedekah, bahkan dalam keadaan tak terlihat dengan menggunakan tangan kanannya
  19. Melakukan Dzikir saat sendiri..
  20. Menangis karena dosa dan mengharapkan pengampunan Allah.
  21. Manusia biasa, keimanan bisa naik dan turun, berdoalah kepada Allah agar iman kita di teguhkan
  22. Berbuat kebaikan, secara jasmani dan rohani
  23. Besar cobaan dalam istiqomah, namun menjaga keistiqomahannya sehingga Allah menjanjikan ganjaran yang besar bagibya.
  24. Menjauhi dan meninggalkan segala sesuatu karena Allah, dan yakin bahwa atas izin-Nya hal itu akan di gantikan dengan yang lebih baik.

Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar


Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar
Dua shalat ini yaitu shalat Shubuh dan Shalat ”Ashar memiliki keutamaan yang besar. Namun sayang, tidak sedikit dari yang mengaku muslim yang meninggalkan shalat Shubuh, seringnya telat bahkan tidak bangun Shubuh dan lebih senang bermanja-manja dengan kasurnya. Begitu pula shalat ”Ashar banyak terlalu sibuk dengan aktivitas dunianya, lantas melalaikan shalat ini. Para
petani ada yang berangkat sebelum ‘Ashar kesawah dengan mudahnya pula ia meninggalkan shalat tersebut karena sesampai di rumah sudah waktu Maghrib.
Kapan mau sadar untuk menjaga dua shalat ini?
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no.574 dan Muslim no. 635).
Ibnu Baththol rahimahullah berkata, “Shalat shubuh akan membuat seseorang mendapatkan perhatian Allah pada hari kiamat. Kenapa dikhususkan dua shalat ini?
Karena berkumpulnya para malaikat malam dan siang di dua waktu tersebut. Inilah makna firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Isro’: 78) (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3: 250, Asy Syamilah)
Dalam hadits di atas disebutkan dengan fi’il madhi (kata kerja lampau) yaitu kata dakholal
jannah (masuk surga). Yang dimaksud disini adalah makna future (akan datang) yaitu
ditekankan bahwa yang menjaga dua shalat tersebut dijamin masuk surga. (Lihat Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 2: 53)
Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat
Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no.657)
Dari Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari no.594).

Meninggalkan Shalat Penghapus Amalan


Meninggalkan Shalat Penghapus Amalan
Diterangkan oleh Ibnul Qayyim:
Penghapus amalan ada dua yaitu umum dan khusus.

Penghapus amalan yang umum ada dua yaitu yang menghapuskan amalan kebaikan
seluruhnya yaitu dengan murtad (melakukan pembatal keislaman atau keluar dari Islam) dan yang menghapuskan setiap kejelekan
(dosa) yaitu dengan bertaubat.
Penghapus amalan yang khusus yaitu antara kebaikan dan kejelekan itu menghapuskan satu dan lainnya. Ini adalah penghapus
amalan yang bersifat parsial namun bersyarat.
Perlu diketahui bahwa kekafiran dan iman itu bisa menghapuskan satu dan lainnya, begitu pula cabang kekafiran dan cabang keimanan bisa menghapuskan satu dan lainnya. Jika semakin besar cabang keimanan atau
kekafiran tersebut, maka semakin banyak yang hilang dari cabang keimanan atau kekafiran tersebut. (Lihat Ash Shalah, hal. 60).
Karena saking pentingnya shalat,
meninggalkan satu shalat saja bisa menghapuskan amalan, seperti yang nabi sebutkan mengenai shalat Ashar,
“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari no. 594).

Keutamaan Shalat Lima Waktu


Shalat Lima Waktu Menggugurkan Dosa
Shalat lima waktu ternyata bisa
menggugurkan dosa. Ini di antara
keutamaannya. Sungguh sangat disayangkan walau ada keutamaan ini, banyak di antara
yang mengaku muslim meninggalkan shalat lima waktu dengan mudah dan menyepelekannya .
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata,)(
Ada seseorang yang sengaja mencium seorang wanita (non mahram yang tidak halal baginya), lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
mengabarkan tentang yang ia lakukan. Maka turunlah firman Allah Ta’ala (yang artinya),
“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.[1]” (QS. Hud:
114). Laki-laki tersebut lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pengampunan dosa
seperti itu hanya khusus untuk aku?” Beliau bersabda, “Untuk seluruh umatku.” (HR. Bukhari no. 526 dan Muslim no. 2763).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar” (HR. Muslim no.233).
Dari ‘Utsman bin ‘Affan, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Tidaklah seorang muslim ketika waktunya shalat wajib, lalu ia membaguskan wudhunya, ia khusyu’ dalam shalatnya, dan
menyempurnakan ruku’, melaikankan itu menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya
selama tidak dilakukannya dosa besar, dan itu setiap masa semuanya.” (HR. Muslim no.228).
Kata Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali, “Shalat yang menghapuskan dosa adalah yang ditunaikan secara sempurna dengan menghadirkan hati, anggota badan khusyu’ dan mengharapkan wajah Allah.” (Bahjatun Nazhirin, 2: 234)
Adapun mengenai dosa yang dimaafkan dengan amalan shalat, apakah dosa besar atau dosa kecil? Para ulama berselisih
pendapat dalam hal ini. Jumhur (mayoritas ulama) menganggap bahwa hadits tersebut dipahami yang dihapuskan hanyalah dosa
kecil. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa dosa besar pun bisa dimaafkan, jadi
bukan hanya dosa kecil